Hai Sobat KYAA, di postingan kali ini berupa cerita dan puisi dari kawan kita si awan loss, yang kembali menghadirkan cerita dengan bahasa bahasa puitisnya, yang pastinya tetap apa adanya..
PENYESALAN
YANG BERUJUNG AIR MATA
Terkadang hidup ini indah dan terkadang hidup ini
tak begitu indah. Berawal dari sebuah pertemuan yang seharusnya pertemuan itu
indah.akan tetapi semua itu berubah akibat dari sebuah ketakutan yang mendalam.
Entah mengapa pada saat itu aku merasa seperti
tidak mempunyai kekuatan, entah mengapa ketenangan yang selalu kudapatkan
menghilang ditelan bumi, entah mengapa mulut ini seperti terantai yang tidak
bisa mengeluarkan sepatah kata untukmu, pikiran demi pikiran pun membelenggu
tubuh ini seolah – olah pimimpin yang menyuruh anggotanya untuk berkerja, entah
mengapa seluruh anggota badan ini seakan – akan terantai sangat kuat kaku tak
bergerak
Disaat itu sholat pun tak cukup untuk menenangkan
hati ini. Sampai pada saat yang seharusnya aku harapkan tetapi gagal. Tubuh
serasa mengigil, gemetar dan aku tak sanggup melawannya. semakin dalam
kurasakan semakin ku gemetar berbeda
dengan disaat aku berada diatas awan.
Aku pun malu pada diriku hingga pada saat itu aku
keluar karena dada yang terasa seperti di ikat sulit tuk bernafas. berbagai hal
melayang dalam pikiran yang menusuk –
nusuk relung jiwa ini agar terlepas dari siksaannya. aku senang ketika ku melihat
kamu bahagia, ceria, bagaikan mawar yang mekar.
Ku ingin ada didekatmu pada saat itu dan untuk
kesekian kalinya aku tak mampu. Hingga salah seorang teman memaksaku. Engkau
duduk disampingku. Betapa bahagianya seandainya aku berani tanpa ada keraguan.
Higga akhirnya petemuan pun menjelang bubar .
Ku pergi pada sebuah kamar kecil. Menyesal dalam
hati “ku telah melewatkan kesempatan ini”.
Air mata pun jatuh membasahi pipi. Tak sanggup ku menahan air mata ini. Air
mata dari sebuah penyesalan yang membelenggu diriku.
Ku harus bangkit, aku harus tetap semangat.
Hingga akhirnya aku keluar dari kamar kecil dan menghapus air mata ini. Mungkin
engkau melihat aku mengusap mata ini.
Aku pun senang saat enkau memberikan perhatian
padaku tapi sayang aku tak bisa membalas.
Penyesalan demi penyesalan datang hingga ku
betanya padamu “apakah kamu langsung pulang”. Seperti yang aku duga dan kau pun
menjawab “aku langsung pulang”.
Andaikan engkau menjawab yang sebaliknya ingin ku
keluarkan semua kesalahan – kesalahan yang melayang di pikiran ini. Akhirnya
aku pulang duluan dengan penyesalan dan penyesalan.
Sampailah aku pada sebuah warung ku pesan
secangkir minuman untuk meredakan penyesalan ini.
Ku buka facebook dan ku membuat status tentang
apa yang terjadi pada saat itu. waktu itu temanku membagikan sebuah file
didalam obrolan dan tak sengaja aku melihat pada obrolan bahwa engkau online.
Tak bisa kubayangkan apa yang harus ku perbuat waktu itu.tetapi aku mencoba
untuk tenang dan sedikit senyuman pun menghiasi serta menenangkan aku akan
penyesalan ini.
Untukmu
Kurangkai kata ini
Walau pun tak begitu indah
Kuharap kau mengerti
Disaat itu ku melihat engkau
Sungguh ketenangan yang tiada banding
Engkau begitu indah
Tak kusangka
Engkau begitu anggun paras nan cantik
Senyuman itu yang menentramkan hati
Sayang begitu banyak penyesalan dalam diri ini
Hingga air mata pun jatuh
Tak sadar kalau aku menangis
Sungguh akan malu diriku
Apabila kau melihat aku menangis
Rembulan pun tertutup oleh awan
Hingga menutupi sinarnya
Malam berbintang
kini hilang tetutup awan
Entah kapan akan kembali
Ku harapkan kau mengerti akan syair ini
Kesempatan yang ku impikan hilang
Terganti oleh sebuah penyesalan
Berharap
Engkau mau memberikan kesempatan lagi
Kan ku usahakan tak menyia – nyiakan kesempatan
itu
Ku berjanji akan mencoba melawan rasa takut ini
Berjanji tak akan mengulangi kesalahan lagi
I’m promise
author:
+awan+
editor:
Fachry_flow